Dari 90 kota pantauan IHK nasional, 43 mengalami inflasi dan 47 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe (0,64 persen) dan deflasi tertinggi di Timika (1,91 persen). Palangka Raya dan Sampit menempati peringkat ke-25 dan ke-24 kota deflasi tertinggi di tingkat nasional.
Deflasi di Palangka Raya (0,20 persen) dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok transportasi (1,24 persen), makanan, minuman, dan tembakau (0,46 persen), serta informasi, komunikasi, dan jasa (0,10 persen).Deflasi di Sampit (0,26 persen) juga dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga kelompok transportasi (1,48 persen), makanan, minuman, dan tembakau (0,34 persen), serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,01 persen).Berdasarkan dua kota acuan (Palangka Raya dan Sampit), Provinsi Kalimantan Tengah mengalami deflasi (0,22 persen), diikuti oleh laju inflasi tahun kalender (0,43 persen) dan tingkat inflasi tahun ke tahun (2,20 persen) yang cukup rendah.